Berkat tagihan listrik 2
Disaat saya sedang masturbasi, tiba-tiba masuklah Sutini ke dalam kamarnya dan dia sungguh kaget ketika melihat nyonyanya dalam keadaan tertidur dengan tubuh telanjang bulat. Melihat itu, dia merasa malu dan ia ingin keluar kamar dan dengan penuh kecepatan, saya langsung menutup pintu kamar sehingga dia tidak bisa keluar dan dia berkata kepadaku, "Tuan, apa yang Tuan lakukan kepada saya.. jangan, Tuan.." Saya tidak peduli dengan apa yang dia teriakkan. Saya langsung menyerbunya sehingga akhirnya kami sama-sama terjatuh ke ranjang yang tidak jauh dari pintu. Saya menciumnya dan kata-kata jangannya telah berubah menjadi kata-kata memohon karena dia menceritakan bahwa dia mengintip segala aktifitas yang sedang kami lakukan tadi sehingga dia ingin sekali menikmati batang kemaluan saya. Tanpa disuruh, dia langsung mendekati batang kemaluan saya yang masih tegang dan dia langsung menjilatinya dengan penuh nafsu sementara saya dengan nafsunya memasukkan jari-jari saya ke dalam celana pendeknya dan memainkan jari-jari saya di sekitar kelaminnya sehingga dia semakin mendesah-desah seperti cacing yang kepanasan.
Nampaknya permainan ini disaksikan kembali oleh Tante Helen dan dia kemudian memanggil kami berdua dengan penuh amarah. Mendengar teriakan nyonyanya, Sutini menjadi sangat malu dan langsung berdiri dan menundukkan kepalanya. Melihat Sutini ketakutan, Tante Helen langsung mendekati Sutini dan langsung menciumnya dan dibalas oleh Sutini dengan penuh birahi. Kemudian, Tante Helen menyuruh saya berbaring dan selanjutnya dia menyuruh Sutini untuk duduk di atas tubuh saya. Sutini makin tidak mengerti apa yang akan terjadi tetapi dia tetap saja menuruti perintah nyonyanya. Dia duduk di atas tubuh saya dan Tante Helen menyuruh saya untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam liang kelamin pembantunya. Saya menurutinya dengan penuh kesenangan, saya langsung kembali menancapkan batang kemaluan saya sehingga membuat Sutini menjadi kesakitan tetapi Tante Helen menyuruhnya untuk ditahan. Sutini menuruti perintah nyonyanya dan sekarang dia dengan refleks menggoyang-goyangkan tubuhnya sehingga kami berdua menjadi terhanyut dalam kenikmatan tiada tara itu.
Tante Helen hanya tersenyum melihat saya menyetubuhi pembantunya yang sangat montok dan dia sekarang mulai mendekati Sutini dan menyuruh Sutini untuk menjilati liang kewanitaannya yang berada di depan dirinya. Dengan gilanya, dia menjilati liang kewanitaan Tante Helen sehingga Tante Helen kembali mendesah dengan gilanya.
Melihat adegan yang begitu erotis tersebut, saya menjadi sangat terangsang dan mempercepat gerakan saya sehingga sepertinya batang kemaluan saya yang berada di dalam liang kewanitaan Sutini sedang mengaduk-aduk liangnya dan menyodok-nyodok rahimnya. Kami menjadi terhanyut oleh adegan yang sedang kami nikmati bersama dan hal itu berlangsung selama 15 menit karena tak lama kemudian, Tante Helen berteriak dengan penuh gila karena dia merasakan kenikmatan kedua disaat liang kewanitaannya dijilati oleh lidah kecil Sutini sementara Sutini disaat yang bersamaan dengan klimaksnya Tante Helen juga bergetar hebat karena dia sedang mengalami puncak kenikmatan yang baru saja dia rasakan dan tentunya ini merupakan pengalaman pertamanya karena batang kemaluan saya dialiri oleh cairan kewanitaannya dan darah perawannya. Saya melihat Sutini nampaknya lelah sekali setelah merasakan kenikmatan maha dahsyat itu tetapi saya tidak mengijinkan untuk menghentikan permainannya karena saya masih belum klimaks.
Saya kemudian menyuruh Sutini untuk gantian berbaring menggantikan posisi saya dan ketika dia sudah berbaring, saya langsung menancapkan batang kemaluan saya ke dalam liang kenikmatannya dan diiringi oleh teriakan yang bercampur dengan desahan. Saya terus menggenjot tubuhnya selama sepuluh menit dan saya merasakan bahwa saya ingin mengeluarkan kenikmatan saya. Saya berkata kepadanya bahwa cairan laki-laki sangat nikmat jika menyemprot ke dalam liang kewanitaannya sehingga dia memohon pada saya untuk menyemprotkan cairan laki-laki saya ke dalam liang senggamanya. "Ouchh.. ahh.." aku berteriak dengan penuh kenikmatan dan bergetar selama tiga menit dan disaat yang bersamaan, saya melihat Sutini sepertinya merasakan kenikmatan kedua dan kami rupanya klimaks secara bersamaan.
Akhirnya saya roboh karena kecapaian dan saya memeluk kedua wanita itu dan sebelumnya memberikan ciuman kepada mereka dengan mesranya. Setelah kejadian itu, Tante Helen kemudian berkata kepada saya, "Next time if you make abuse of my electricity or water, I am gonna punish you with this way.." katanya dengan manja. Di dalam pikiran saya, jika hukumannya begitu nikmat, lain kali saya akan menyalakan listrik 24 jam saja kali ya supaya dia bisa menyetubuhi saya 24 jam, pikirku dengan senyum kepadanya. Disaat dia menjelaskan hukumannya kepadaku, Sutini mohon diri untuk meneruskan pekerjaanya di dapur dan sebelum dia keluar, saya mencium pipinya dengan mesra sebagai tanda terima kasih.
Setelah saya menciumnya, saya berkata kepada Tante Helen bagaimana jika Sutini hamil karena sperma saya yang masuk ke dalam tubuhnya dan dia dengan senangnya menjawab, "I'll take care of her, honey.. do you know that I am expecting child" mendengar pernyataan itu, leganya hatiku dan aku meninggalkan rumahnya dengan penuh kepuasan.
TAMAT Artikel Terkait